Jumat, 01 Agustus 2008

Hayo melek!

Minggu terakhir di bulan Juli adalah waktu istirahat gw sejenak melepaskan diri dari kepenatan TA....Setelah sekitar sebulanan lebih g pulang ke rumah..Kebetulan juga nyokap lagi sendiri di rumah..Ya udah sekalian nemenin ajalah..udah kangen berat..

Ada hal-hal umum kalau gw pulang pasti kejadian..Kaya selaluuuu aja ditanyain, mau makan apa ma nyokap..Dan nyokap pasti masakin buat gw..hmm..hal yang selalu membuat gw kangen rumah..

Tapi, kepulangan kali ini ke rumah membawa aura yang beda.Kenapa?Y gimana engga, sesuai dengan kondisi gw yang InsyaAllah akan menjalani sidang akhir, otomatis permintaan nyokap kira-kira sebulan lalu akan kesampaian..Dinding kamar yang berwarna hijau muda, tempat tidur rangkap (gw and adik gw kebetulan sekamar..dulu), meja rias dan lemari pakaian berwarna coklat tua pekat akan sering gw lihat di pekan-pekan mendatang..hmm..benda-benda mati emg g pernah berubah bentuknya, tp jangan tanya posisinya..soalnya nyokap suka bgt ganti suasana ruangan..hehe

Kepulangan gw kmren juga g hanya pulang gtu aja, selain melepas jenuh, juga kudu memenuhi undangan tes di sebuah perusahaan BUMN yang suka fly-fly. Sebelum gw pulang ke bekasi, gw bareng 1 teman gw yang lama tinggal di Riau udah janjian akan berangkat bareng karena hari tes kita sama. Jadi dua hari sebelum berangkat gw konfirmasi ke teman gw itu untuk nginep di rumah. Dan dia menyatakan dia bisa ikutan..

Keesokan harinya, the struggle was begun..Gw, nyokap n temen gw berangkat dari bekasi jam 8 coz gw dapat jadwal jam 11..Temen gw rada kaget dengan keadaan Jakarta..bukan karena panasnya..tapi crowdednya..berhadapan dengan debu, asap knalpot dan polusi lainnya saat menaiki angkot dan bis merupakan sesuatu yang baru buat dia. Dan gw sendiri pribadi melihat kembali fenomena sosial jakarta.

Gw baru duduk di bis Jepang beberapa menit, masuklah 3-4 orang anak jalanan. Sambil menunggu bis yang masih menarik penumpang, mereka mencari posisi paling wenak untuk perform. Mulai jalan, mulailah mereka bernyanyi. Di sela-sela mereka nyanyi ada juga seorang Bapak2 atau Mas-mas yang menawarkan juga produk murah yang menarik. Tapi lagi-lagi hanya 1-3 org aja yg berniat untuk melirik produk sang penjual yang ditaro di plastik besar hitam atau putih lebih dekat. Selesai bernyanyi, yah g ada hal lain selain meminta kepada penumpang yang sudi untuk memberikan sebagian rezeki mereka. Gaya mereka yang bener anak-anak jalan (pakaian udah g beraturan, g mandi, aksesoris pakaian ada dimana-mana) akan cukup membuat ngeri orang-orang yang baru mengenal Jakarta. Tambah lagi yang bikin gw kaget, mereka sebenarnya sedang dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya ( mabok atau apalah). Setiap orang yang mereka mintain, tanpa malu-malu mereka colek satu-satu. ga cewek g cowok.. Terkesan memaksa memang..tapi memang sangat disayangkan, mereka mungkin saat ini seharusnya bukan berada di atas bis tapi di bawah atap...menikmati pendidikan..ya..It's a life..kalaupun kita mau merubah mereka, sangatlah sulit..mereka sudah begitu lekatnya dengan kerasnya hidup di Ibukota..

hmm..dan tercetuslah di pikiran gw..Siapa yang berani hidup di Jakarta..tidak hanya berhadapan dengan panas dan macet, tapi berhadapan dengan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama..mencari sesuap nasi, sehelai sandang, dan menabung untuk papan..Namun, sayangnya manusia terlalu rakus, lupa akan keberkahan dan ridho Allah yang harus dia cari untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebahagiaan yang ga akan bisa dibeli dengan uang se-sen pun..dan hari itu membuat gw untuk sadar kembali..Kemungkinan besar kemaren gw terlalu terlelap dalam zona kenyamanan..Sekarang...saatnya gw bangun, berdiri, dan berjuang menghadapi fenomena hidup yang lebih kompleks..belajar dari kesalahan untuk membuat sesuatu yang lebih baik.


"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang Allah berikan kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan." (Q.S At-Thalaq : 7)

Tidak ada komentar: